Kamis, 06 Januari 2011

Perahu Hidupku

aku bukan pengemis yang meminta
bukan tukang pungut yang berjemur seharian
bukan penyanyi merdu yang memikatmu
tukang pukul, badut sirkus, penabuh drum, aktor, politikus, polisi, guru, penari, kriminal, ustad, maling
itu semua bukan aku

andai perahu hidupku cukup menampung itu semua
segala akan kucari, kucoba
musuhku, mu, kita adalah waktu
sayangnya ia tak terkalahkan
dan  lagi-lagi ia menunjukan kuasanya

hidup terlalu singkat untuk tak berusaha
hidup terlalu singkat untuk tak nikmat
hidup terlalu singkat untuk hanya mencari
hidup terlalu singkat untuk hanya membual
hidup terlalu singkat untuk coba kau rusak
hidup terlalu singkat,
terlalu singkat dengan segala pembandingnya

jangan kau sesali nantinya
ketika sang akhir yang tertawa tidak berada dibelakangmu mendukung

aah

hujan jauh membawa wangi
semerbak daun dan tanah lembab
rindang amboi, tidur dibawahnya
ular berbisa tak begitu menakutkan
karena mereka lebih indah dengan dunianya

hujan deras angin topan
gemuruh langit memecah hening
mereka semua berhenti
penuh doa menatap atas
merasa lemah, tak berdaya

berteriak di tebing
menanti suara itu kembali padaku
penantian yang menyenangkan
puas saat ia kembali padaku
sayangnya mereka selalu rapuh
tak jelas, tak indah

berjalan di tepi pantai
bermain permainan yang kusuka
berlari menghindari ombak
saat ia surut kembali waktuku mengejar
apa jadinya saat aku mengejarmu terlalu dalam?

aah keindahan
sejatinya akankah engkau kutemukan?

Minggu, 21 November 2010

Dua Puluh Empat Jam

Kau tahu apa yang kuperlukan?

17 Jam memikirkanmu

lebih 1 dari yang kubutuhkan

toleransi yang tak berarti

 

Kau tahu apa yang kuinginkan

7 jam saat aku tertidur

bermimpi tentangmu

menikmati waktu yang juga singkat

 

Kau tahu apa yang kusesalkan?

24 jam itu tak akan terjadi

karena aku takut memikirkan tentangmu

Jumat, 19 November 2010

Alasan di Balik Kemalasan

kali ini aku tak berfikir

lupa untuk menerka

kejadian selalu berupa kebetulan

 

kalkulasi milikku dilanggar

pun hari kau rusak

kata mereka percuma, sampah.

 

ini bukan ironi

ini bukan sindiran

untuk apa kau peduli karenanya?

 

namun jika sekutu kau cari

dan peluru pertama kau luncurkan

bombardir akan kulakukan

 

lampu sirine sudah berdesing

perang sudah melayang

apakah nyawa kau siapkan?

 

tulisan selalu berarti sesuatu

hening artinya sumbunyi

tebakan tak akan pernah jitu

 

maka hentikan omong kosong itu

tak cerdas maka berhenti

itu semua alasan dibalik kemalasan

Selasa, 12 Oktober 2010

aku lebih dekat dari perkiraanmu

mulailah dengan pembuka

akhiri dengan derita

tersesat aku, dalm malam tanpa rasi

gumpalan awan itu sengaja menyembunyikan bintang dan bulan

membawa aku semakin dalam, semakin gelap

tulisan kegelapan tak bisa membantu

dengan kau didekati kematian

 

mengapa mereka mudah menuliskan cinta?

apakah memang muda, atau aku yang tak merasa?

ada yang sangat tapi tak bisa bertahan

ada yang tidak biasa namun tak berkesempatan

ada si pemilih yang tak pernah puas

mudahkah?

 

hampa, kata dia tentangku

melihat seperti orang buta

menggenggam layak tak berlengan

menulis hanya dengan lidah

tanpa bukti di malam Juli

berkata aku lebih dekat daripada kamu

Selasa, 01 Juni 2010

Monolog Emosi

bagaimana bisa kau lupa? itu sangat berharga!

mungkin, mungkin, mungkin! kenapa selalu mungkin?!

jangan marah?! kau tak tahu!

tahu, tahu, tahu! percuma saja bilang tahu!

perduli?! kapan kau perduli?

lihat! percuma sudah! apa yang bisa kau lakukan sekarang?

menangis?! tak bisa lebih berguna!? dasar hina!

sakit katamu? kau bilang sakit di depan mukaku?!

lihat mataku! warna apa yang ada disana?!

sekarang kau tertawa?! kau kira aku bergurau?

Selasa, 06 April 2010

Teka-Teki Tak Berjawab

pernah kau katakan hatimu

yang malu bersembunyi di dalam karang

satu diantara ribuan yang kau tunjukkan

karang yang kasar, sarang ular laut

yang paripun waspada diantaranya

 

kemarin sore kita menari

pinggir pantai, kau yang pinta

menari seperti itu, bersinar seterang kejora

hingga malam memintamu berhenti

jengkel mendengar rengekan bulan yang cemburu padaku

 

pagi ini kau tinggal aku bersama secarik kertas

beruliskan “karang itu ada disini”

menggodaku untuk mencari

 

bahaya dan hatimu menantiku di tempat yang sama

mana yang kau inginkan kudapatkan?

 

kulewati waktu menyisir pantai

mencari-cari kata-katamu yang hilang

harusnya ada tetapi tidak

tipunya ya namun tiada

hatimu adalah teka-teki tak berjawab

 

habis percuma tahun-tahun itu

jika matiku tenggelam mencari karang