diselimuti kapuk lembut yang sesak
di atas bantal yang nyaman dan hampa
di alam fikir yang membawa sesat
di antara tembok rapat yang mendesak
aku dan temanku yang bisu dalam mulutnya
tak bicara, tak mendengar
kotakkan saja aku bersama kenyamanan sia
kelak nanti aku tak sudi di dalamnya
buta sudah kualami dan tuli kuprakarsai
emas terlewat saat buta, hingga merdu berubah sendu
dan ya kawan, itu semua sia sia