penuh hari habis berfikir
sejuk hati lihat awan gelap
terlihat angin yang kasat
daun bergerak seakan menikmati sentuhan alam
“karena aku senang ketika hembus angin menerpa wajahku”
itu katamu yang sekarang hilang
saat langit mau hujan
dulu kita biasa berdua
mencium aroma basah hujan
merasakan lembut angin membelai
dulu kita sering duduk berdua
di tempat tak terlindung dari hujan
berbincang tentang anggrek kita yang basah
dan khawatir akan busuknya karena hujan
“karena itu dulu maka semua lalu, semua palsu”
katamu lagi sakiti hatiku